Rabu, 07 November 2018

Pemakaian Kata dan Penulisan Huruf



Sudah tidak asing lagi ditelinga kita bila mendengar kata ejaan. Yang langsung terlintas dalam pikiran kita pasti EYD, namun sejak tahun 2015 berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 EYD atau Ejaan Yang Disempurnakan sudah tergantikan dan sekarang ejaan yang dipakai adalah EBI yang merupakan singkatan dari Ejaan Bahasa Indonesia. Lalu mengapa EYD digantikan menjadi EBI? Karena zaman terus berubah, teknologi juga terus berkembang, dan bahasapun harus menyesuaikan perubahan itu. Kita tidak mungkin akan selalu terpaku dengan aturan lama, karena bahasa terus berkembang. Sehingga aturan mengenai kebahasaan juga ikut menyesuaikan, seperti halnya perubahan dari EYD menjadi EBI.
Jika dilihat dalam EBI cara pemakaian huruf guna sebagai usaha untuk memajukan ejaan bahasa Indonesia agar dapat mengikuti perkembangan kosakatanya dapat dibedakan menjadi :
1.      Huruf Abjad
Huruf abjad yang digunakan dalam bahasa Indonesia terdiri dari 26 huruf yaitu huruf A-Z. Huruf abjad sudah tidak asing lagi bagi kita, karena kita selalu menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Huruf Vokal
Huruf vokal adalah huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia, terdiri dari 5 huruf yaitu a, i, u, e, dan o.
3.      Huruf Konsonan
Huruf konsonan dalam bahasa Indonesia berjumlah 21 huruf atau biasanya lebih mudahnya huruf konsonan itu huruf abjad selain huruf vokal.
4.      Huruf Diftong
Bunyi vokal rangkap yang tergolong dalam satu suku kata. Dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, ei, dan oi. Contoh dari huruf diftong yaitu damai, saudara, lebai.
5.      Gabungan Huruf Konsonan
Dalam bahasa Indonesia ada empat gabungan huruf konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy. Contoh dari gabungan huruf konsonan yaitu akhlak, ngigau, nyanyi, syahadat.
6.      Pemenggalan Kata
Dalam bahasa Indonesia sendiri menurut yang tertulis dalam EBI pemenggalan kata pada kata dasar dapat dilakukan sebagai berikut :
a.       Apabila ditengah kata ada huruf vokal yang berurutan, pemenggalan kata dilakukan diantara kedua huruf vokal itu. Misalnya kata baik, pemenggalan dilakukan diantara huruf vokal a dan huruf vokal i menjadi ba-ik.
b.      Apabila ditengah kata ada huruf konsonan, bisa juga gabungan huruf konsonan, diantara dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan. Misalnya si-kap, pa-gar.
c.       Apabila ditengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan antara kedua huruf konsonan itu. Misalnya ap-ril, pin-tar.
d.      Apabila ditengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua. Misalnya ul-tra, bang-krut.
Selain pemakaian huruf, dalam EBI juga terdapat cara penulisan huruf yang baik dan benar, serta dapat dibagi menjadi cara penulisan huruf kapital, huruf miring, dan huruf tebal.
1.      Huruf Kapital
Huruf kapital sendiri biasanya sering disebut sebagai huruf besar.
a.       Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya : Syfa ingin membeli baju baru.
b.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada petikan langsung.
Misalnya : Ibu berkata, “Kapan kamu selesai ujian?”
c.       Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya : Kita harus berdoa meminta petunjuk kepada Allah SWT.
d.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya : Pangeran Antasari, Sultan Hamengkubuwono X.
e.       Huruf kapital dipakai sebagai huruf nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang.
Misalnya : Presiden B.J. Habibie, Wakil Presiden Mohammad Hatta.
f.        Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama sebagai nama orang termasuk julukan.
Misalnya : Aprilia Dwi Rahayu, Salma Ayyasi.
g.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya : tahun Hijriah, bulan April, hari Rabu.
h.      Huruf kapital sebagai huruf pertama nama khas dalam Geografi.
Misalnya : Peta Nusa Tenggara Timur, Danau Toba, Sungai Serayu.
i.        Huruf kapital sebagai huruf pertama nama badan resmi, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan serta nama dokumean resmi.
Misalnya : Mahkamah Konstitusi, Departemen Agama.
j.        Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama semua kata didalam nama buku, majalah, surat kabar, kecuali kata partikel, seperti di, ke, dari, untuk, dan, yang untuk, dimana posisinya terletak tidak pada posisi awal.
Misalnya : Dari Gajah Mada ke Jalan Gatot Subroto.
k.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penujuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti sapaan.
Misalnya : Apakah Kakek jadi datang ke Bandung besok?
l.        Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama untuk nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta jabatan yang dipakai sebagai sapaan.
Misalnya : Selamat makan, Tuan. Silahkan duduk, Sultan.
m.    Huruf kapital dipakai seabagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya : bangsa Indonesia, suku Jawa, bahasa Sunda.
n.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
Misalnya : S.H. (Sarjana Hukum), M.T. (Magister Teknik).
o.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Misalnya : Perjanjian Linggarjati, Perang Dunia II.
2.      Huruf Miring
a.       Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan.
Misalnya : Saya sudah membaca buku Jarak Antarbintang karangan Naimmah Nur Aini.
b.      Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata atau kelompok kata.
Misalnya : Dalam bab ini tidak dibahas mengenai tanda hubung.
c.       Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya. Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi garis dibawahnya.
Misalnya : Nama ilmiah jagung ialah Zea mays.
3.      Huruf Tebal
a.       Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sebelumnya sudah ditulis miring.
Misalnya : Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti ‘dan’.
b.      Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab.
Misalnya : 1.1. Latar Belakang
Selanjutnya ada penulisan kata. Dalam EBI hal-hal yang dibicarakan mengenai penulisan kata yaitu sebagai berikut :
1.      Kata Dasar
Dalam kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya : Saya pergi ke taman.
                  Majalah itu laku terjual.
2.      Kata Turunan
a.       Imbuhan (awalan, akhiran, sisipan) ditulis serangkai dengan kata dasar.
Misalnya : berlari, ­menari, gambaran.
b.      Awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikutinya atau mendahuluinya bila bentuk dasarnya merupakan gabungan kata.
Misalnya : antibiotik, mancanegara.
c.       Apabila bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran maka kata-kata itu ditulis serangkai.
Misalnya : mempergunakan, pernyataan.
d.      Apabila salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, maka gabungan itu ditulis serangkai.
Misalnya : Pancasila, mancanegara.
3.      Kata Ulang
Dalam kata ulang ditulis lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Misalnya : sayur-mayur, anak-anak, buah-buahan.
4.      Gabungan Kata
a.       Gabungan kata yang biasa disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Misalnya : Simpang lima, cendera mata.
b.      Gabungan kata yang mungkin menimbulkan salah baca, dapat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian diantara unsur yang bersangkutan.
Misalnya : anak-istri presiden, ibu-bapak saya.
c.       Gabungan kata yang sudah dianggap satu kata ditulis serangkai.
Misalnya : sukarela, sukacita.
5.      Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan –ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya : Buku itu sudah kubaca minggu lalu.
                  Dia sudah tinggal dirumah barunya itu.
6.      Kata Depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya : Sukma pergi ke Semarang.
                  Ilma sekolah di Solo.
                  Icaa berasal dari Yogyakarta.
7.      Kata Sandang si dan sang
Kata sandang si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya : Fida dijuluk oleh temannya sebagai sang penulis.
                  Mida tidak menyukai si sombong itu.


My SIA Journey

Kelompok SIAku Hari Senin jam ke 2 kuliah adalah jam dimana mata kuliah SIA (Sistem Informasi Akuntansi). 3 sks? Hmm ngga kerasa s...